Bangkitlah Dari Kesedihan Dimasa Lalu, Pikirkan Masa Depan


Adanya perasaan sedih karena masa lalu, juga karena mengingat peristiwa masa lalu yang tidak mungkin kembali lagi merupakan suatu kelemahan yang akan menjadikan seseorang merasa terus terbelenggu dan hanya akan menjadikannya lemah dan tak berdaya.

Karena itulah, Rasulullah saw. melarang kita untuk menyesali hal-hal keduniaan yang terjadi pada masa lalu. Rasulullah juga melarang seseorang mengatakan, “Seandainya aku melakukan ini, niscaya...”

Rasulullah saw bersabda, “Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begibi-begini. ‘Katakanlah, ‘Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi. ‘Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan.” (HR. Muslim)

Tidak menyesali masa lalu bukan berarti seseorang tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya. Maksud hadist Rasulullah saw. diatas adalah membimbing seorang muslim agar bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya lalu meminta pertolongan Allah dalam berbagai hal. Hadist ini juga menjelaskan bahwa barangsiapa yang meminta pertolongan Allah, maka ia selamanya ia tidak akan menjadi lemah. Hadist ini memotivasikan seorang muslim agar percaya diri atas kesuksesan dengan menghilangkan rasa pesimis.

Akan tetapi, apabila Allah menakdirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak kita, janganlah kita menyesal dan kecewa atas peristiwa itu hingga kita mengatakan, “Seandainya kemarin aku melakukan ini, dan tidak mengerjakan yang itu, niscaya akan baik hasilnya.

Perkataan seperti itu adalah perkataan orang yang lemah. Perkataan seperti itu akan menyebabkan seorang muslim mesara susah dan pesimis. Sifat semacam ini tidak akan mendorong seseorang menuju masa depan yang lebih baik, melainkan akan menjadikan seseorang muslim hanya berjalan di tempat.

Sosok muslim yang benar adalah sosok orang yang ridha dengan ketentuan dan takdir Allah swt. Jika terjadi sesuatu yang tidak ia sukai, ia mengatakan, “Semuanya telah menjadi takdir Allah, apa yang Allah kehendaki pasti terjadi.”

Seorang muslim memang seharusnya hidup dengan kesehariannya dan tidak merasa kecewa dengan kejadian-kejadian masa lalu. Menyesali peristiwa masa lalu pada saat sekarang, sama dengan membuang-buang waktu.

Oleh karena itu anggaplah hari ini merupakan seluruh hidup anda, kerjakanlah apa yang harus dikerjakan pada hari ini. Jangan melihat masa lalu yang akan membuat anda merasa bersedih, juga jangan melihat ke masa depan yang akan menjadikan anda cemas dan takut.

Nikmatilah hari ini dan jangan mengganggunya. Jangan sampai kita kehilangan indahnya hari ini dengan mencemaskan masa lalu yang suram. Merasa optimislah, barangkali Allah nanti akan membuat suatu hal yang berbeda.

Wallahu ‘Alam.



Seruan Mulia

About Seruan Mulia

situs web islami kini dan masa depan

Subscribe to this Blog via Email :