Mari kita mencontohi umat islam di zaman Rasulullah. Ambillah pelajaran dari sejarah kehidupan kaum Muhajrin yang pindah dari Makkah ke Madinah. Kaum Muhajirin adalah kaum pendatang dari daerah lain. Mereka meninggalkan Makkah dan darang ke Madinah tanpa membawa apa-apa, tidak punya harta benda, dan tidak punya modal. Mereka dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan penduduk Madinah yang disebut dengan kaum Anshar dengan ikatan islam. Kaum anshar sangat menaruh belas kasih, suka memberi dan tidak pernah berhitung-hitung harta seletah membantu saudara-saudaranya yang datang dari Makkah. Kepedulian kaum Anshar tersebut benar-benar dirasakan oleh kaum Muhajirin, dan Allah-lah yang menjadi saksinya. Allah swt. Berfirman :
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr : 9)
Sekiranya kaum Muhajirin meminta harta, tentu kaum Anshar akan dengan senang hati memberinya, dan mereka tidak susah payah bekerja dan bisa hidup senang. Kepedulian kaum Anshar meliputi berbagai aspek dan keperluan hidup. Akan tetapi kaum muhajirin tidak mau menerima bigitu saja tanpa bekerja, mereka tidak mau menadahkan tangan. Mereka meresa hina kalau hidup menggantung atas belas kasih orang lain, apalagi untuk memperkaya diri. Bahka ada diantara mereka dengan halus menolak pemberian kaum Anshar. Mereka hanya meminta tolong kepada kaum Anshar kiranya mau menunjukkan dimana pasar tempat bertemunya pedagang dan pembeli. Setelah tahu dimana pasar itu berada, kaum muhajirinpun terlibat dengan kegiatan yang terjadi didalam pasar tersebut. Dari situlah mereka mulai mengubah nasibnya sedikit demi sedikit. Yang tadinya memberikan pertolongan, selanjutnya menjadi orang yang memberikan pertolongan. Yang tadinya diberi Zakat, kemudian berubah menjadi orang yang membagi-bagikan zakat dan memberi kepada saudara-saudaranya yang lain.
Diceritakan bahwa, sahabat Rasulullah Abdurrahman bin Auf yang datang dari Makkah bersama para sahabat. Seorang sahabat bernama Sa’ad bin Rabi’ (sahabat dari kaum Anshar) rela menyerahkan separuh hartanya kepada Abdurrahman bin Auf. Tetapi beliau menolak tawarannya itu kepada Sa’ad bin Rabi’ seraya berkata: Saudaraku, tunjukkan saja kepadaku dimana pasar? Maka berangkatlah Abdurrahman bin Auf ke pasar. Disana dia melakukan apa yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang ada di pasar. Ia tidak mempenyai modal, tetapi dia bisa mempertemukan anata penjual dengan pembeli, dan dari situ dia mendapatkan penghasilan. Kemudian ia bisa mengubah nasibnya menjadi seorang pedangang, hingga akhirnya menjadi seorang pengusaha yang sukses.
Wallahu ‘Alam.