أَمَّا الثُّلاَثِيُّ الْمُجَرَّدُ فَإِنْ كَانَ مَاضِيْهِ عَلَى وَزْنِ فَعَلَ مَفْتُوْحَ الْعَيْنِ فَمُضَارِعُهُ يَفْعُلُ أَوْ يَفْعِلُ بِضَمِّ الْعَيْنِ أَوْ كَسْرِهَا نَحْوُ نَصَرَ يَنْصُرُ وَضَرَبَ يَضْرِبُ
Adapun Fi’il Tsulasi Mujarrad apabila bentuk fi’il madhinya berwazan Fa-‘A-La ( فَعَلَ ) yang huruf ‘ain nya itu difatahkan. Maka pada bentuk fi'il mudhari’nya itu berbentuk wazan Yaf-‘U-Lu ( يَفْعُل )atau Yaf-‘I-Lu ( يَفْعِل ) dengan baris ‘ainnya itu didhammahkan atau di kasrahkan.
Contohnya : نَصَرَ يَنْصُرُ dan ضَرَبَ يَضْرِبُ
Ketika kita menjumpai sebuah fiil madhi yang berwazan فَعَلَ maka sudah pasti bentuk fi'il mudhari’nya itu berwazan يَفْعُل atau يَفْعِل bukan selain keduanya, dengan syarat apabila 'ain fi'il dan lam fi'il nya itu bukan berasal dari huruf halaq.