A. Karakteristik Tes Hasil Belajar
Karakteristik menggambarkan seluruh tes namun karakteristik itu lebih mungkin menjadi penanda tes standar dari pada tes yang dikembangkan oleh guru. Tes standar merupakan tes yang dikembangkan oleh para pakar dan dibuat secara hati-hati. Butir soal tes satu per satu dianalisis dan direvisi sampai memenuhi standar kualitas tertentu.
Validitas berkaitan dengan apakah suatu tes mengukur dan untuk siapa tes itu layak digunakan. Sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi yang dapat diestimasikan dari data (skor) dengan menggunakan teknik statistic yang diperoleh dari koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan angka desimal antara 0,00 sampai 1,00. Angka yang mendekati 0,00 menunjukkan validitas atau reliabilitas rendah. Sedangkan angka yang mendekati 1,00 menunjukkan validitas dan reliabilitas tinggi. Spesifikasi kondisi di dalam ujian juga menjadi karakteristik penting bagi tes standar.
B. Validitas Tes Hasil Belajar
1. Pengertian Tes
Tes adalah prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang distandardisasikan dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab, atau direspon, baik dalam bentuk tertulis, lisan maupun perbuatan. Silvirius (1991: 5) menyatakan bahwa tes adalah suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mencandrakan satu atau lebih karakteristik seseorang.[1]
2. Pengertian Validitas[2]
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Pengertian validitas menurut Walizer (1987) adalah tingkaat kesesuaian antara suatu batasan konseptual yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan.
Menurut Aritonang R. (2007) validitas suatu instrumen berkaitan dengan kemampuan instrument itu untuk mengukur atu mengungkap karakteristik dari variabel yang dimaksudkan untuk diukur. Instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sikap konsumen terhadap suatu iklan, misalnya, harus dapat menghasilkan skor sikap yang memang menunjukkan sikap konsumen terhadap iklan tersebut. Jadi, jangan sampai hasil yang diperoleh adalah skor yang menunjukkan minat konsumen terhadap iklan itu.
Menurut Masri Singarimbun, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Bila seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka dia harus menggunakan timbangan. Timbangan adalah alat pengukur yang valid bila dipakai untuk mengukur berat, karena timbangan memang mengukur berat. Bila panjang sesuatu benda yang ingin diukur, maka dia harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid bila digunakan untuk mengukur panjang, karena memang meteran mengukur panjang. Tetapi timbangan bukanlah alat pengukur yang valid bilamana digunakan untuk mengukur panjang
Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
Menurut Soetarlinah Sukadji, validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tapi tergantung penggunaan dan subyeknya.
Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur. Secara tidak langsung itu meliputi tes dan skala yang terdiri atas sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator hasil belajar.
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena tidak memahami pertanyaannya. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Dalam menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a) Mengacu pada materi yang hendak diujikan.
b) Mengacu pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada sekelompok individu.
c) Berkaitan dengan derajat dengan istilah validasi tinggi, sedang, rendah.
d) Mengacu pada penggunaan hasil evaluasi.
2. Teknik-Teknik Validasi Tes
a. Validitas Isi
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgment. Validitas isi ini harus memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Menurut Purwanto (Elina, 2012: 13) Validitas isi (Content Validity) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur.[3]
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 67) “sebuah tes memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diinginkan.” Pengujian validitas isi dapat dilakukan menggunakan satu dari tiga metode yaitu menelaah butir instrumen, meminta pertimbangan ahli dan analisis korelasi butir soal.
b. Validitas Konstruk
Secara etimologis, kata konstruk mengandung arti susunan, kerangka atau rekaan. Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan konstruksi atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur.
Validitas konstruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir soal dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif tertentu. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat ukur.[4]
c. Validitas Peramalan
Merupakan derajat dimana suatu tes dapat meramalkan seberapa baik siswa akan melaksanakan tugas di dalam situasi mendatang. Validitas peramalan ditentukan dengan cara merumuskan hubungan antara skor tes dengan ukuran keberhasilan pada situasi yang diinginkan.
3. Uji Validitas
a. Validitas eksternal
Merupakan teknik validitas yang mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran baru dengan skor hasil pengukuran lain yang memiliki tujuan sama.
Validitas eksternal dapat berupa hasil ukur tes baku atau tes yang dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang merupakan hasil perhitungan statistika.
b. Validitas Internal
Validitas internal (validitas butir) termasuk kelompok validitas kriteria yang merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang menggunakan tes sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria untuk menentukan validitas butir dari tes itu. Dengan demikian validitas internal mempermasalahkan validitas butir dengan menggunakan hasil ukur tes tersebut sebagai suatu kesatuan sebagai kriteria, sehingga biasa juga disebut validitas butir. Validitas internal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur tes secara keseluruhan. Oleh karena itu validitas butir tercermin pada besaran koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total tes. Jika koefisien korelasi skor butir dengan skor total tes positif dan signifikan maka butir tersebut valid berdasarkan ukuran validitas internal.[5]
C. Faktor Yang Mempengaruhi Validitas
1. Ketidakjelasan petunjuk tes.
2. Kesulitan siswa dalam memahami padanan kata dan struktur kalimat.
3. Tingkat kesulitan butir soal.
4. Pembuatan butir soal.
5. Kedwimukaan (ambiguity).
6. Butir soal kurang baik.
7. Butir soal terlalu pendek.
8. Penyusunan butir soal dalam tes.
9. Pola-pola jawaban.
[1] Zulkifli Matondang. Validitas dan Reabilitas. Jurnal PPS Unimed. Volume 6. Juni 2009. Hal: 88
[2] Zulkifli Matondang. Validitas dan Reabilitas. Jurnal PPS Unimed. Volume 6. Juni 2009. Hal: 89
[3] Saeful Rahman. Uji Validitas dan Reabilitas. Jurnal Skripsi UNY. Agustus 2016. Hal:12
[4] Saeful Rahman. Uji Validitas dan Reabilitas. Jurnal Skripsi UNY. Agustus 2016. Hal:13